Perkakas. Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. Matius 21 (disingkat Mat 21) adalah bagian dari Injil Matius Perjanjian Baru dalam Alkitab Kristen, yang disusun menurut catatan dan kesaksian Matius, salah seorang dari Keduabelas Rasul Yesus Kristus. [1] [2] [3] [4]
Berterima kasih adalah hal yang mudah sekaligus sulit. Mudah karena kita semua dapat mengucapkannya. Hanya dua kata saja. Sulit karena kita seringkali lupa melakukannya. Ucapan terima kasih sering dipahami sebagai hal kecil dan sepele sehingga orang tidak merasa berdosa jika lupa berterima kasih. Tapi saudaraku, hal yang dianggap kecil dan sepele ini akan memprihatinkan dan fatal dalam hubungannya dengan Tuhan. Kitapun seringkali lupa berterima kasih dan mengucap syukur kepada Tuhan atas segala kebaikanNya. Tema khotbah kita hari ini dari Lukas 1711-19 adalah âBERSYUKUR DAN MULIAKAN ALLAHâ. Kisah penyembuhan bagi 10 orang kusta ini pertama â tama menampilkan tentang Yesus sebagai Allah yang berkuasa menyembuhkan penyakit. Tapi juga menyampaikan pesan tentang hal bersyukur dan memuliakan Allah. Penyakit kusta dianggap sebagai aib dan kutukan. Orang yang sakit kusta dikucilkan. Itulah sebabnya 10 orang yang sakit kusta ini datang kepada Yesus dengan berdiri agak jauh dan berteriak minta tolong. Mereka tidak mengharapkan hal yang muluk â muluk. Mereka hanya mengharapkan belas kasihan. âYesus, Guru, kasihanilah kamiâ. Teriakan yang singkat tapi menggambarkan penderitaan yang sangat besar. Penderitaan secara fisik sakit kusta yang menyakitkan tubuh dan mengancam nyawa. Juga penderitaan batin karena terbuang dan dikucilkan dari hubungan dengan sesama. Sepuluh orang kusta ini percaya bahwa Yesus sanggup menyembuhkan mereka. Mereka menaruh harapan besar kepada Yesus. Terbukti, ketika Yesus tidak secara langsung menyembuhkan mereka, Yesus menyuruh mereka âPergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam â imamâ. Sepuluh orang kusta ini taat tanpa ragu. Mereka segera pergi melakukan perintah Yesus. Di tengah perjalanan terjadilah mujizat, mereka menjadi tahir. Betapa senangnya jika apa yang kita inginkan menjadi kenyataan. Tahir dari sakit kusta bukan hanya sekedar sembuh tapi juga pulih dalam hubungan dengan sesama. Sembilan orang kusta yang lain pergi berjumpa dengan keluarga dan orang â orang yang sebelumnya mengucilkan mereka. Kesembuhan diberi tapi mereka lupa sumber kesembuhan itu. Mereka tidak kembali untuk berterima kasih pada Yesus. Kesembuhan tidak menyentuh hati mereka. Mereka menerima anugerah Allah tetapi tidak merespons dengan dengan ucapan syukur. Hanya seorang dari mereka, yaitu orang Samaria. Namanya tidak dicatat tetapi kebangsaannya disebut. Orang Samaria sebenarnya memiliki hubungan darah dengan Yahudi tetapi orang Yahudi menolak orang Samaria. Maka Yesus memakai teladan orang Samaria untuk mengoreksi kehidupan orang Yahudi. Si Samaria tahu diri. Ia mengingat Yesus. Ia bukan hanya mematuhi perintah Yesus untuk menemui imam, tetapi juga kembali pada Yesus setelah sembuh. Ia kembali sambil memuliakan Allah dengan suara nyaring. Ia tersungkur menyembah Yesus. Ia mengucap syukur. Jika Sembilan orang lainnya mendahulukan relasi dengan sesama yang lain, si Samaria medahulukan relasi dengan Yesus. Ia merayakan relasi dengan Yesus, yang tadinya hanya bisa berdiri agak jauh. Orang Samaria melakukan apa yang tidak dilakukan orang Yahudi, yaitu bersyukur dan memuliakan Allah. Karena itu, orang Samaria ini, bukan hanya memperoleh kesembuhan fisik tahir dari sakit kusta tapi ia juga mendapatkan bonus luar biasa yaitu berkat keselamatan â⊠imanmu telah menyelamatkan engkauâ. Orang Samaria menjadi teladan dalam hal iman. Beriman bukan saja taat melakukan perintah Allah tapi juga bersyukur dan memuliakan Allah. Pertanyaan Yesus âdimanakah yang sembilan orang itu? Itu juga menjadi pertanyaan yang menegor kita. Sebab sejujurnya hidup kita sama dengan Sembilan orang itu. Kita menerima kasih, keselamatan dan berkat â berkat yang tak terbilang banyaknya, kita yang mengalami pertolongan dan perlindungan Tuhan, tapi kita lupa mengucap syukur. Tuhan memberi berkat tetapi kita lupa pada sang sumber berkat itu. Banyak contoh dalam keseharian hidup kita. Manakah yang lebih banyak kita lakukan dalam hidup, saat sakit, saat kehabisan uang, saat bergumul bersyukur atau mengeluh? Memuliakan Allah atau bersungut? Apakah doa kita lebih banyak berisi daftar permintaan atau pujian kepada Allah? Apakah kerja dan pelayanan kita penuh sukacita atau beban? Allah telah menyatakan kebaikan bagi kita. Hidup kita adalah anugerahNya. Allah mewujudkan banyak harapan dan impian kita seperti mewujudkan harapan dan impian orang-orang yang sakit kusta. Karena itu, hidup bukan sekedar rutinitas biasa untuk dijalani. Hidup adalah mujizat untuk disyukuri. Banyak hal bisa kita lupakan dalam hidup kita tetapi jangan pernah melupakan Tuhan. Jangan lupa bersyukur dan memuliakan Allah. Bersyukur dan memuliakan Allah adalah wujud iman. Selamat Hari minggu. Tuhan memberkati
Lukas 17:10. Konteks. 17:10 Demikian jugalah kamu. Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan. e ".
Dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem Yesus menyusur perbatasan Samaria dan Galilea. Ketika Ia memasuki suatu desa datanglah sepuluh orang kusta menemui Dia. Mereka tinggal berdiri agak jauh dan berteriak âYesus, Guru, kasihanilah kami!â Lalu Ia memandang mereka dan berkata âPergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam-imam.â Dan sementara mereka di tengah jalan mereka menjadi tahir. Seorang dari mereka, ketika melihat bahwa ia telah sembuh, kembali sambil memuliakan Allah dengan suara nyaring, lalu tersungkur di depan kaki Yesus dan mengucap syukur kepada-Nya. Orang itu adalah seorang Samaria. Lalu Yesus berkata âBukankah kesepuluh orang tadi semuanya telah menjadi tahir? Di manakah yang sembilan orang itu? Tidak adakah di antara mereka yang kembali untuk memuliakan Allah selain dari pada orang asing ini?â Lalu Ia berkata kepada orang itu âBerdirilah dan pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau.â
17 Maka kata tuan itu kepadanya: Sabaslah, hai hamba yang baik; oleh sebab engkau setia dengan yang sedikit, engkau diberi kuasa memerintah sepuluh buah negeri. (fs. 16:10.) 18 Maka datanglah yang kedua menghadap, serta berkata: Ya tuan, perak tuan yang sekati itu sudah menjadi lima kati lebihnya.
Sempre em caminho para JerusalĂ©m, Jesus passava pelos confins da Samaria e da 1711ComentĂĄrio de Albert Barnes No meio da Samaria e da GalilĂ©ia â Ele partiu da GalilĂ©ia e provavelmente viajou pelas principais aldeias e cidades da cidade e depois a deixou; e como Samaria estava situada âentreâ a GalilĂ©ia e JerusalĂ©m, era necessĂĄrio passar por ela; ou pode significar que ele passou nas margens de cada um em direção ao rio JordĂŁo, e assim passou no meio, âie entreâ GalilĂ©ia e Samaria. Isso se torna mais provĂĄvel pela circunstĂąncia de que, quando ele partiu da GalilĂ©ia, nĂŁo teria havido ocasiĂŁo para dizer que ele passou âpor elaâ, a menos que isso significasse atravĂ©s dos âlimitesâ ou limites dela, ou pelo menos foram mencionados antes de de Joseph Benson Lucas 17 11-14 . Ele passou pelo meio da Samaria e da GalilĂ©ia â como Samaria ficava entre a GalilĂ©ia e a JudĂ©ia, e, portanto, nosso Senhor, viajando para JerusalĂ©m, deve passar primeiro pela GalilĂ©ia e depois por Samaria, Ă© perguntado por que aqui estĂĄ dito que ele passou pelo meio da Samaria e da GalilĂ©ia. Para Grotius, Whitby, Campbell e alguns outros, responda que a expressĂŁo original, d?a ”es?? sa”a??a? ?a? ?a???a?a? , significa entre Samaria e GalilĂ©ia, ou atravĂ©s daquelas partes em que os dois paĂses se uniram; ou atravĂ©s dos limites deles. Encontraram-no dez homens leprosos, que estavam distantes â Como os leprosos foram banidos das cidades, eles tambĂ©m foram obrigados a manter-se a distĂąncia das estradas que levavam a eles. Curiosidade, no entanto, ao ver os viajantes que passavam, ou, porventura, uma inclinação a implorar, levando esses dez para a via pĂșblica que lhes permitia chegar, eles espiaram a Jesus e clamaram, implorando-lhe ter pena deles e curĂĄ-los. Eles ouviram falar de alguns dos grandes milagres que ele havia realizado e o conheceram pessoalmente, tendo-o visto antes, ou imaginaram que talvez fosse ele pelas multidĂ”es que o seguiam. E ele disse VĂŁo mostrar-se aos sacerdotes â Intimando que a cura que eles desejavam deve ser executada pelo caminho. E como eles foram â Em obediĂȘncia Ă sua palavra; eles foram purificados â Nomeadamente, por seu poder de fazer maravilhas; cuja eficĂĄcia era frequentemente exercida sobre objetos Ă distĂąncia e sobre os que estavam de Bullinger aconteceu . Um hebraĂsmo. como Ele foi = como Ele estava Grego. pt. App-104. Seu caminho. para = atĂ©. Grego. eis. App-104. o meio de ou seja, entre eles. GalilĂ©ia . Veja de John Calvin Como, em uma ocasiĂŁo anterior, Mateus e os outros dois evangelistas Mateus 8 1 ; Marcos 140 ; Lucas 512 relataram que um leproso havia sido purificado por Cristo, entĂŁo Lucas menciona que o mesmo milagre de cura foi realizado em dez leprosos O objetivo desta narrativa, no entanto, Ă© diferente; pois descreve a base e a incrĂvel ingratidĂŁo da nação judaica, para impedir-nos de pensar que tantos favores de Cristo foram suprimidos e que muitas de suas maravilhosas obras foram enterradas entre elas. TambĂ©m Ă© acrescentada uma circunstĂąncia que aumenta muito a infĂąmia de seus crimes. Nosso Senhor havia curado nove judeus ainda assim nenhum deles agradeceu, mas, com o objetivo de anular a lembrança de sua doença, eles roubaram em particular. Apenas um homem â um samaritano â reconheceu sua obrigação para com Cristo. HĂĄ, portanto, por um lado, uma demonstração do poder divino de Cristo; e, por outro lado, uma reprovação da impiedade dos judeus, em conseqĂŒĂȘncia do que um milagre tĂŁo notĂĄvel como este recebeu quase nenhuma de Adam Clarke Ele passou pelo meio da Samaria e da GalilĂ©ia â ele primeiro passou pela GalilĂ©ia, de onde partiu em sua jornada; e entĂŁo atravĂ©s de Samaria, da qual Ă© feita menção, Lucas 951 , Lucas 952 . Todos os que foram da GalilĂ©ia a JerusalĂ©m devem ter necessariamente atravessado Samaria, a menos que tivessem ido para o oeste, um caminho muito grande. Portanto, JoĂŁo nos diz, JoĂŁo 4 4 , que quando Jesus deixou a JudĂ©ia para entrar na GalilĂ©ia, era necessĂĄrio que ele passasse por Samaria; por essa razĂŁo clara, porque era o Ășnico caminho adequado. âĂ provĂĄvel que nosso Senhor tenha partido de Cafarnaum, atravessou as aldeias remanescentes da GalilĂ©ia atĂ© Samaria e depois passou pelo pequeno paĂs de Samaria, pregando e ensinando em todos os lugares e curando os doentes, como sempre.â de Spurgeon 1711 . E aconteceu que, quando ele foi a JerusalĂ©m, passou pelo meio de Samaria e da GalilĂ©ia. HĂĄ apenas um em quem pensaremos esta noite, nosso divino Senhor, que estava a caminho de JerusalĂ©m. Passando pelas fronteiras da Samaria e da GalilĂ©ia, ele tinha os judeus de um lado e os samaritanos do outro. Ele seguiu o caminho do meio, como se quisesse mostrar como estava subindo para a Nova JerusalĂ©m, carregado de bĂȘnçãos para os judeus de um lado e para os gentios do outro. 1712 . E quando ele entrou em uma certa aldeia, encontrou-o dez homens que eram leprosos, Oh, a abundĂąncia de misĂ©ria humana que atingiu os olhos do Salvador âdez homens que eram leprososâ! Ontem eu estava lendo apenas o que aconteceu em Westminster, hĂĄ muitos anos. Quando o rei seguiu pela estrada, havia uma multidĂŁo de leprosos pobres em ambos os lados da estrada, uma visĂŁo chocante para ver nesta nossa querida terra; e o rei, em sua terna misericĂłrdia, simplesmente aprovou uma lei de que os leprosos nĂŁo deveriam chegar perto da estrada novamente para enganchar sua graciosa majestade com sua misĂ©ria. Isso Ă© tudo que ele tinha que fazer por eles; mas nosso glorioso rei tratou os leprosos de maneira muito diferente âLĂĄ ele encontrou dez homens que eram leprososâ. 1712 . Que ficava longe A regra era que eles nunca deveriam entrar na via pĂșblica, ou perto da rodovia, para que a doença nĂŁo fosse tomada por outros que pudessem se aproximar deles. 1713 . E eles levantaram suas vozes, Provavelmente nĂŁo havia muitas vozes, pois a lepra seca a garganta, a voz Ă© baixa e rouca, e quando os leprosos gritam âImundo, imundoâ, Ă© um som terrivelmente triste, mas muito fraco. Esses dez leprosos levantaram suas vozes pobres. 1713 . E disse Jesus, Mestre, tende piedade de nĂłs. Eles levantaram um grito claro e os dez tiveram que levantar a voz antes que pudessem ser bem ouvidos. 1714 . E quando ele os viu, Mesmo antes de ouvi-los, ele viu sua condição lamentĂĄvel. 1714 . Ele lhes disse Ide vos apresentar aos sacerdotes. Isso Ă© tudo o que Jesus disse aos leprosos âIde a si mesmos aos sacerdotes.â Eles nĂŁo deveriam ir aos sacerdotes atĂ© que estivessem limpos, pois os sacerdotes nĂŁo podiam curĂĄ-los. Foi o homem curado que foi aos padres obter um certificado de que ele estava curado, e assim poderia se misturar na sociedade novamente. Foi uma mensagem estranha, entĂŁo, que o Salvador deu a esses leprosos âIde vĂłs aos sacerdotesâ. E oh, a fĂ© desses homens! Com apenas essa casca de promessa, por assim dizer, eles a quebraram e encontraram uma promessa dentro dela, pois disseram a si mesmos âEle nĂŁo nos mandaria aos sacerdotes por nada; ele nĂŁo zombaria de nossa misĂ©ria; ele deve querer nos curar âe, portanto, foram embora. Uma grande fĂ© isso! VocĂȘ deve vir a Cristo antes de sentir alguma graça em vocĂȘ; vocĂȘ nĂŁo deve esperar atĂ© sentir que estĂĄ curado e depois procurĂĄ-lo. Venha exatamente como vocĂȘ Ă©, sem nenhum senso de graça ou qualquer tipo de sentimento dentro de vocĂȘ que valha a pena ter. Venha exatamente como vocĂȘ Ă©. 1714 . E aconteceu que, como eles foram, eles foram purificados. Como o pecador acredita, ele Ă© salvo. Quando um homem começa a ir em direção ao Salvador, a graça do Salvador o encontra. 1715 . E um deles, quando viu que estava curado, Todos viram que foram curados e todos devem ter se sentido extremamente felizes. Oh, a felicidade de sentir o sangue quente esfriar, e a saĂșde completa tomando o lugar da languidez e das doenças! 1715 . Voltou-se e com uma voz alta glorificou a Deus. Este era um sinal claro de que ele estava curado, que tinha a voz de volta; a doença havia desaparecido tĂŁo completamente que o som, que parecia se esconder em sua garganta rouca, agora saiu claro e alto, como o toque de um sino. 1716 . E caiu de cara no chĂŁo, agradecendo Quando li estas palavras agora, pensei, Ă© onde gostaria de estar, e Ă© isso que gostaria de fazer, toda a minha vida, cair âaos pĂ©s dele, agradecendo-oâ. 1716 . E ele era samaritano. Ah eu! nove das sementes de Israel eram ingratas, e apenas um pobre gentio marginalizado era grato ao Senhor pelo milagre de cura que havia sido realizado. Lucas 17 17-19 . E Jesus, respondendo, disse NĂŁo foram dez os limpos? mas onde estĂŁo os nove? LĂĄ, nĂŁo foram encontrados que voltaram para dar glĂłria a Deus, salve este estranho. E ele lhe disse Levanta-te, vai-te; a tua fĂ© te salvou. Que o Senhor Jesus fale assim com muitos pecadores leprosos e pobres aqui esta noite! âLevanta-te, segue o teu caminho; a tua fĂ© te salvou.â Essa exposição consistia em leituras dos Salmos 113 e Lucas 17 11-19 .ReferĂȘncias CruzadasLucas 951 â Aproximando-se o tempo em que seria elevado ao cĂ©u, Jesus partiu resolutamente em direção a 44 â Era-lhe necessĂĄrio passar por Samaria.
BUDIASALI, M. DIV. Lukas 10:1-24 (1) Lukas 10:1-24 - â (Lukas 10:1) Kemudian dari pada itu Tuhan menunjuk tujuh puluh murid yang lain, lalu mengutus mereka berdua-dua mendahuluiNya ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungiNya. (2) KataNya kepada mereka: âTuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan
Ang Salita ng Diyos SND Version Previous Next Pinagaling ni Jesus ang Sampung Ketongin11 Umahon si Jesus patungong Jerusalem. Nangyari na siya ay dumaan sa gitna ng Samaria at Galilea. 12 Sa kaniyang pagpasok sa isang nayon,sinalubong siya ng sampung lalaking may ketong. Ang mga ito ay nakatayo sa malayo. 13 Nilakasan nila ang kanilang tinig at kanilang sinabi Guro, kahabagan mo kami. 14 Nakita sila ni Jesus. Sinabi niya sa kanila Humayo kayo at magpakita kayo sa mga saserdote. At nangyari, sa paghayo nila, sila ay nalinis. 15 Nang makita ng isa sa kanila na siya ay gumaling, bumalik siya. Sa malakas na tinig, niluwalhati niya ang Diyos. 16 Nagpatirapa siya na nagpapasalamat kay Jesus. Ang lalaking ito ay isang taga-Samaria. 17 Sinabi ni Jesus Hindi ba sampu ang nilinis? Nasaan ang siyam? 18 Ang dayuhan lang bang ito ang bumalik upang magbigay ng kaluwalhatian sa Diyos? 19 Sinabi niya sa kaniya Bumangon ka at humayo. Pinagaling ka ng iyong pananamÂpalataya. Read full chapter Previous Next Pinagaling ni Jesus ang Sampung Ketongin11 Umahon si Jesus patungong Jerusalem. Nangyari na siya ay dumaan sa gitna ng Samaria at Galilea. 12 Sa kaniyang pagpasok sa isang nayon,sinalubong siya ng sampung lalaking may ketong. Ang mga ito ay nakatayo sa malayo. 13 Nilakasan nila ang kanilang tinig at kanilang sinabi Guro, kahabagan mo kami. 14 Nakita sila ni Jesus. Sinabi niya sa kanila Humayo kayo at magpakita kayo sa mga saserdote. At nangyari, sa paghayo nila, sila ay nalinis. 15 Nang makita ng isa sa kanila na siya ay gumaling, bumalik siya. Sa malakas na tinig, niluwalhati niya ang Diyos. 16 Nagpatirapa siya na nagpapasalamat kay Jesus. Ang lalaking ito ay isang taga-Samaria. 17 Sinabi ni Jesus Hindi ba sampu ang nilinis? Nasaan ang siyam? 18 Ang dayuhan lang bang ito ang bumalik upang magbigay ng kaluwalhatian sa Diyos? 19 Sinabi niya sa kaniya Bumangon ka at humayo. Pinagaling ka ng iyong pananamÂpalataya. Read full chapter dropdown
Lukas 11:9 TB. Oleh karena itu Aku berkata kepadamu: Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. gambar Dibanding penulis kitab Injil yang lain Matius, Markus dan Yohanes, maka penulis Injil Lukas lah yang memberikan perhatian sangat besar terhadap orang Samaria. Misalnya cerita indah yang dicatat Lukas mengenai orang Samaria yang baik hati Lukas 1030-37; selanjutnya, kisah orang Samaria yang disembuhkan Tuhan Yesus karena kusta Lukas 1711-19. Bahkan Yesus mengutus murid-murid-Nya untuk bermisi ke Samaria juga dicacat oleh Lukas Lukas 952-53. Meskipun misi itu ditolak oleh orang Samaria. Ketika Yesus menyuruh para pengikut-Nya untuk menjadi saksi-Nya di Yerusalem dan di seluruh Yudea, maka tidak ada masalah sejauh itu. Tetapi ketika Yesus menambahkan Samaria, tentu sangat mengherankan bagi pengikut-Nya yang berasal dari Yahudi. Hal ini tentu sangat asing bagi orang Yahudi, karena bagai mana pun orang Samaria tetap dianggap bangsa kafir, rendah, berdosa, tidak bermoral dan bahkan dianggap anjing Lht. Markus 727-28 dan Matius 1525-26. Mengapa bisa demikian? Untuk menjawab pertanyaan di atas, maka ada baiknya kita melihat latar belakang kota Samaria, terutama dalam bidang keagamaan. Samaria adalah ibu kota Israel Utara. Sebelum ditaklukan Asyur tahun 722 SM, Israel Utara telah hidup bersinkretisme atau menyembah dewa bangsa-bangsa sekitarnya, seperti bangsa Hamat, Arabia bagian selatan, dan Asyur. Kerja sama dalam bidang politik dan ekonomi adalah menjadi sarana yang tepat mengenai masuknya penyembahan berhala di ibu kota Israel Utara Samaria. Bahkan praktik penyembahan berhala juga mereka lakukan di dalam Bait Suci di Betel. Misalnya menyembah dewa Molokh dewa sembahan bani Amon, yang kepadanya mereka mempersembahkan kurban berupa anak sulung manusia. Selanjutnya, setelah ditaklukan kerajaan Asyur, kehidupan keagamaan Israel Utara semakin bobrok, yaitu mereka menyembah dewi Asheradan dewi-dewi sembahan Asyur lainnya. Kawin campur pun tak terhindarkan setelah mereka hidup berbaur atau bergaul dengan orang-orang Asyur. Selanjutnya, mereka juga menyembah dewa Baal, yaitu dewa kesuburan orang Kanaan. Demikianlah konteks keagamaan di Samaria saat itu. Itulah sebabnya, penduduk Samaria dipandang rendah, dianggap bangsa tak ber-Tuhan dan dicap sebagai bangsa kafir, berdosa, terpinggirkan, dan terhina. Alasan yang tidak kalah kuatnya atas anggapan di atas adalah masalah masalah kawin campur. Kawin campur dengan bangsa non-Israel adalah sama artinya dengan menodai kemurnian mereka sebagai umat Israel dan bangsa pilihan Allah. Selain itu, kawin campur juga sama artinya dengan menukar Allah Yang Esa dengan dewa-dewa sembahan bangsa non-Israel. Itulah konsep pemikiran yang ditanamkan orang Israel, yang masih menganggap dirinya murni, belum ternodai, tidak pernah melakukan kawin campur dengan wanita bangsa-bangsa non-Israel. Konsep pemikiran seperti yang dijelaskan di atas tetap menjadi warisan yang tak terhapuskan hingga pada jaman kehidupan Yesus. Itulah sebabnya, orang Samaria dalam teks Lukas 1711-19 yang disembuhkan Yesus disebut sebagai orang asing. Label ini mengindikasikan bahwa pada saat itu penduduk kota Samaria tetap tidak dianggap sebagai bangsa yang kasihi oleh Tuhan. Tetapi justru tetap dipandang sebelah mata, yakni sebagai bangsa yang tidak beriman, kafir, sesat dan tidak ber-Tuhan. Penduduk kota Samaria seolah-olah tidak pernah diberikan kesempatan untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan dan kejahatan-kejahatan yang mereka lakukan di masa lalu. Secara tidak langsung bangsa Israel mengatakan âkami orang saleh, suci, tidak berdosa, umat pilihan Allah, sedangkan kalian, sampai kapan pun tetap sebagai umat berdosa dan tidak ber-Tuhanâ. Bahkan penulis Injil Yohanes mengatakan, bahwa orang Israel tidak pernah bergaul dengan orang Samaria Yoh. 41-42.Sungguh pemikiran yang sempit, angkuh, sombong dan picik. Itulah sebabnya, Lukas mengemukakan kebaikan-kebaikan yang dilakukan oleh orang Samaria, yang selama ini ditutup-tutupi. Secara tidak langsung, Lukas ingin mengatakan bahwa Tuhan saja memberikan kesempatan kepada mereka yang bertekat menyesali dan memperbaiki kelakuan dan sikapnya yang jahat. Tapi mengapa, sesama manusia justru justru kejamnya melebihi Tuhan? Pernyataan-pernyataan memang patut diajungi dua jempol. Lukas begitu demokratis dan sangat terbuka menyatakan bahwa kebaikan itu justru datang dari pikah, yang selama ini dipandang hina dan kafir. Lukas melihat, bahwa kehadiran Yesus ternyata berusaha menghapuskan pemikiran yang keliru itu, yang selama ini dipermanenkan oleh orang-orang Yahudi. Yesus telah merobohkan tembok pemisah antara Yahudi dan Samaria. Apa yang dilakukan Yesus ternyata memperihatkan bahwa Dia sangat mencintai persatuan, dan sekaligus untuk menyatakan bahwa Tuhan mengasihi semua manusia tanpa terkecuali. Itulah juga yang mau diperlihatkan oleh Lukas 1711-19. Perhatikan kata âperbatasanâ pada ayat 11! Ini memperlihatkan, bahwa perbatasan itu sengaja dibangun untuk memisahkan pihak orang yang SUCI dan yang BERDOSA, yang KAFIR dan yang BERTUHAN dan seterusnya. Dengan kata lain, yang Israel, yang suci dan ber-Tuhan tidak boleh memasuki daerah atau kota orang berdosa dan kafir Samaria, karena haram hukumnya. Tetapi Yesus justru melakukan perbuatan yang dipandang haram oleh orang Yahudi. Perhatikan kalimat âKetika Ia Yesus memasuki suatu desa datanglah orang kusta menemui Diaâ ayat 12. Kalimat di atas memberitahukan kepada kita, bahwa desa yang tidak disebutkan namanya itu kemungkinan sengaja dibangun khusus sebagai tempat tinggal untuk orang-orang yang terkena penyakit kusta. Itulah sebabnya, desa itu dikatakan terletak di perbatasan antara Samaria dan Galilea. Artinya, entah itu orang dari Samaria atau dari Yerusalem, Galilea dst, diisolasi di desa tersebut. Karena penyakit kusta adalah penyakit menular, maka mereka berdiri agak jauh dari Yesus lih. ayat 13. Seruan mereka meminta belas kasihan dari Yesus memperlihatkan, betapa tersiksanya mereka, apalagi tidak dianggap oleh keluarga dan tidak pernah dikasihi, diobati, dan dibawa ke tabib oleh saudara-saudaranya. Kecuali setelah mereka sembuh baru boleh pulang ke rumah masing-masing. Kemungkinan yang sembilan orang itu langsung pulang ke rumahnya masing-masing. Mereka lupa, bahwa mereka telah disembuhkan oleh Yesus. Pertanyaannya, apakah Yesus tidak tahu, bahwa mereka akan pulang setelah disembuhkan, sehingga hanya orang Samaria lah yang harus mengucap syukur? Saya yakin sepenuhnya bahwa Yesus tahu hal itu. Tetapi mengapa Yesus masih menyembuhkan mereka? Jawabannya HANYA KARENA KASIH. Perhatikan kata âmemandangâ pada ayat 14! Dalam bahasa aslinya Yunani mengunakan kata âeidoâ bentuk imperatif perintah! Artinya, Yesus tidak hanya melihat kemudian membiarkan, tetapi melihat dengan penuh belaskasihan dan harus menyembuhkan mereka. Kemungkinan yang sembilan orang itu adalah orang Yahudi. Itulah sebabnya Yesus menyuruh mereka memperlihatkan apa yang telah mereka alami kepada imam-imam. Tetapi, setelah sembuh ternyata mereka lupa pada Yesus dan tidak mengucap syukur pada Tuhan. Dan justru orang yang dianggap hina yang ingat bahwa dirinya harus mengucap syukur pada Yesus. Ucapan syukur dari yang hina itu diperlihatkan secara gamblang pada ayat 15-16. Dikatakan demikian dari mereka, ketika melihat bahwa ia telah sembuh, kembali sambil memuliakan Allah dengan suara nyaring, tersungkur di depan kaki Yesus dan mengucap syukur kepada-Nya. Orang itu adalah seorang âmemuliakan Allah dengan suara nyaringâ pada ayat 15 memperlihatkan, betapa bahagianya ketika ia telah sembuh, dan kata âtersungkurâ pada ayat 16 untuk memperlihatkan betapa tulusnya ucapan syukur yang dia panjatkan kepada Allah. Melihat kesungguhan dan ketulusan ucapan syukur itu, maka Yesus mengatakan Berdirilah dan pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau ayat 19. Sungguh ucapan syukur yang begitu tulus dan mulia. Meskipun dipandang hina dan kafir atau tidak ber-Tuhan, oleh mereka yang menganggap dirinya benar, kudus dan ber-Tuhan, tetapi melalui peristiwa itu, Yesus memperlihatkan betapa Allah melihat hati yang tulus dan penuh kerendahan hati untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan di masa lalu. Tetapi serenmtak dengan itu, Yesus memperlihatkan, bahwa orang Samaria juga dikasihi oleh Allah. Maka alangkah memalukannya hal itu bagi orang Israel ketika Yesus mengatakan, bahwa yang sembilan orang itu tidak memuliakan Allah baca ayat 17-18. Perhatikan kalimat tanya Yesus berikut Di manakah yang sembilan orang itu? Secara tidak langsung, Yesus ingin mengatakan di mana letak kesucian kalian sebagai umat pilihan Allah? Kemudian Yesus meneruskan perkataannya dengan nada yang lebih tegas demikian Tidak adakah mereka yang kembali untuk memuliakan Allah selain dari pada orang asing ini?. Secara tidak langsung, Yesus ingin mengatakan bahwa mengapa kalian yang kudus, yang tidak berdosa, dan menganggap diri ber-Tuhan, tetapi justru tidak memperlihatkan bahwa hidup kalian ber-Tuhan? Dengan kata lain, jika mereka adalah umat ber-Tuhan, tetapi mengapa mereka tidak mengucap syukur pada Tuhan, tetapi justru mengabaikannya? Melainkan orang yang dianggap hina, kafir, asing, dan tidak ber-Tuhan orang Samaria yang mengucap syukur. Kalimat itu pasti sangat menyakitkan, memukul dan memalukan bagi orang Yahudi yang mendengarnya saat itu. Maka, harus diakui bahwa itu adalah salah satu alasan mengapa Yesus sangat dibenci oleh orang Yahudi, dan punyak kebencian itu terbukti ketika Yesus diSalibkan. Jika kita merefleksikan teks di atas dalam kehidupan kita sehari-hari, bukankah pemikiran yang sama dengan pemikiran orang Yahudi yang sering kita pelihara dan agung-agungkan? Kita cenderung menganggap diri kitalah orang yang paling suci, kudus, ber-Tuhan dan telah diselamatkan oleh Tuhan Yesus, dan kita menklaim bahwa kita pasti masuk surga. Mereka yang beragama lain kita anggap kafir, berdosa, tidak ber-Tuhan dan pasti menjadi penghuni neraka. Pernyataan yang sangat sombong, arogan, angkuh, picik dan sempit. Bahkan tidak jarang sesama warga gereja pun kita sering menghakimi sesama kita sebagai pendosa orang yang berdosa dan terus-menerus melakukan dosa, tetapi kita lupa bahwa diri kita masih manusia dan bukan Tuhan. Kita cenderung melihat seberapa besar dosa orang lain dibandingkan melihat seberapa besar dosa yang ada di dalam diri kita. Perkataan dan perbuatan-perbuatan kita tidak menunjukan bahwa kita adalah orang ber-Tuhan. Demikian juga dalam ucapan syukur, yaitu justru mereka yang kita anggap tidak ber-Tuhan yang rajin mengucap syukur pada Tuhan. Sementara kita lebih mengikuti apa yang dilakukan oleh yang sembilan orang tadi, yaitu lupa dan bahkan tidak mau bersyukur atas apa yang telah Tuhan berikan dan lakukan dalam hidup kita. Jika sikap itu yang kita pelihara, maka kita harus belajar dari orang Samaria, yang hina dan dianggap berdosa, tetapi memperlihatkan bahwa dirinya adalah orang yang beriman kepada Tuhan. Lihat Catatan Selengkapnya
Yohanes 11:1â8. Yohanes 11:46â52 pada Papirus 6 (~350 M) Naskah aslinya ditulis dalam bahasa Yunani. Sejumlah naskah kuno tertua yang memuat bagian pasal ini dalam bahasa Yunani antara lain adalah. Papirus 75 (~ tahun 175-225 M) Papirus 66 (~ 200 M) Codex Vaticanus (~ 325-350 M) Papirus 6 (~350 M; terlestarikan: ayat 1-8, 45-52)
ï»żAng Salita ng Diyos SND Version Previous Next Pinagaling ni Jesus ang Sampung Ketongin11 Umahon si Jesus patungong Jerusalem. Nangyari na siya ay dumaan sa gitna ng Samaria at Galilea. 12 Sa kaniyang pagpasok sa isang nayon,sinalubong siya ng sampung lalaking may ketong. Ang mga ito ay nakatayo sa malayo. 13 Nilakasan nila ang kanilang tinig at kanilang sinabi Guro, kahabagan mo kami. 14 Nakita sila ni Jesus. Sinabi niya sa kanila Humayo kayo at magpakita kayo sa mga saserdote. At nangyari, sa paghayo nila, sila ay nalinis. 15 Nang makita ng isa sa kanila na siya ay gumaling, bumalik siya. Sa malakas na tinig, niluwalhati niya ang Diyos. 16 Nagpatirapa siya na nagpapasalamat kay Jesus. Ang lalaking ito ay isang taga-Samaria. 17 Sinabi ni Jesus Hindi ba sampu ang nilinis? Nasaan ang siyam? 18 Ang dayuhan lang bang ito ang bumalik upang magbigay ng kaluwalhatian sa Diyos? 19 Sinabi niya sa kaniya Bumangon ka at humayo. Pinagaling ka ng iyong pananamÂpalataya. Read full chapter dropdown
C7JGY. 212 6 170 344 357 106 177 467 278
lukas 17 ayat 11 19